Yogyakarta,
siapa orang yang tidak kenal dengan Yogyakarta? Kota dimana para tokoh pemimpin
Indonesia dilahirkan. Kota dimana pendidikan merajalela. Kota dimana kental
dengan kebuyaannya. Sebenarnya apa yang dipikirkan pertama kali oleh
orang-orang ketika pertama kali mendengar kata Yogyakarta? Apakah seperti yang
sudah disebutkan tadi? Kota pendidikan, berhati nyaman, kebudayaan atau bahkan
hal yang lainnya? Tidak sedikit kata atau bahkan kalimat yang dapat dituangkan
hanya untuk mendeskripsikan kata Yogyakarta ini. Sebenarnya apa hal unik yang
dapat membuat kota Yogyakarta begitu dikenal bahkan dikenang?
Ada banyak hal
yang menarik untuk dibahas terkait kota Yogyakarta. Namun ada satu hal yang
paling menonjol yang tidak dapat dilupakan dari kota Yogyakarta. Kebudayaan,
Yogyakarta kota kebudayaan. Kebudayaan sendiri terdapat banyak definisi serta
macamnya. Namun disini akan lebih difokuskan kembali. Dari berbagai macam
kebudayaan yang terkenal dari kota Yogyakarta, ada satu jenis kebudayaan yang
sangat menarik untuk dibahas, yaitu kerajinan.
Kerajinan
sangat identik dengan tangan. Sesuatu atau barang yang diciptakan manusia
dengan tangan. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, akan terasa sangat lama
jika
selalu dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pabrik-pbarik tlah berembang dalam memproduksi kerajinan tersebut. Akses terhadap pabrik-pabrik tersebut juga sangat mudah di lakukan. Proses produksi kerajinan tersebut dapat secara langsung dilihat. Hal tersebut dapat dijadikan pelajaran atau pembelajaran yang sangat berharga. Memberikan motivasi serta ide-ide kreatif dalam mengembangkan atau bahkan menciptakan hasil produk kerajinan.
selalu dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pabrik-pbarik tlah berembang dalam memproduksi kerajinan tersebut. Akses terhadap pabrik-pabrik tersebut juga sangat mudah di lakukan. Proses produksi kerajinan tersebut dapat secara langsung dilihat. Hal tersebut dapat dijadikan pelajaran atau pembelajaran yang sangat berharga. Memberikan motivasi serta ide-ide kreatif dalam mengembangkan atau bahkan menciptakan hasil produk kerajinan.
Jika di
Jakarta, Malioboro merupakan tempat prostitusi terselubung, lain halnya dengan
Malioboro yang ada di Yogyakarta. Malioboro yang ada di Yogyakarta merupakan
jalan utama turis sebagai penghunung antara Tugu Jogja dan Kantor Pos
Indonesia. Disepanjang jalan Malioboro terdapat banyak sekumpulan seniman yang
menunjukkan keahliannya dalam bidang seni baik dalam seni musik, seni suara
maupun seni lukis. Selain itu juga terdapat banyak berjejeran para pedagang
kaki lima yang menjajakan barang dagangannya. Tidak sedikit dari mereka yang
menjual berbagai macam kerajinan yang khas berasal dari kota Yogyakarta.
Dibandingkan dengan yang dijual di toko-toko, barang kerajianan yang dijual di
sepanjang jalan Malioboro lebih murah. Walaupun terkesan murah, namun
kualitasnya tidak kalah dengan barang yang dijual di toko-toko. Keramahan dari
penjual barang kerajinan yang merupakan asli dari kota Yogyakarta menambah
kenyamanan pengunjung yang berkunjung.
Selain
Malioboro, terdapat banyak tempat lain yang ada di kota Yogyakarta yang
digunakan sebagai tempat pusat kerajinan tertentu. Seperti yang terletak di
Kasongan, Bantul terdapat pusat kerajinan gerabah, juga di Putat, Patuk,
Gunungkidul terdapat pusat kerajinan topeng kayu. Namun mengingat lokasinya
yang cukup jauh, maka tempat-tempat tersebut menjadi jarang dikunjungi oleh
turis-turis dibandingkan dengan Malioboro yang bisa dikatakan terletak dipusat
kota Yogyakarta. Selain itu akses ke Malioboro jga dapat dikatakan cukup mudah.
Seperti yang
sudah dijelaskan tadi bahwa kota Yogyakarta memiliki banyak kekhasan yang tidak
dapat dilupakan oleh setiap orang yang pernah berkunjung ke kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta tidak hanya kota yang terkenal
dengan wisatanya saja yang bahkan sampai mendunia seperti Candi Borobudur juga
tempat wisata lainnya seperti kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Taman Sari,
Museum Jogja Kembali juga wisata alamnya yang terkenal seperti pantai, air
terjun dan pegunungan. Namun kota Yogyakarta juga terkenal akan kerajinannya
seperti gerabah, perak, kayu, rotan, akar, dan kerajinan lainnya yang dapat
dengan mudah kita temukan di kota Yogyakarta khususnya disepanjang jalan
Malioboro.
Kerajinan kota
Yogyakarta ini tidak semerta-merta muncul dan tercipta dengan sendirinya, namun
terdapat sejarahnya serta filosofinya sendiri-sendiri. Kebanyakan kerajinan
yang ada di kota Yogyakarta ini merupakan peninggalan dari nenek moyang yang
merupakan warisan kebudayaan kota Yogyakarta. Salah satu contoh dari sekian
banyak kerajianan yang ada di kota Yogyakarta yaitu batik. Hingga pada akhirnya kerajinan batik dapat bertahan
sampai sekarang bahkan semakin terkenal dan meluas hingga mancanegara. Sangat
keliru anggapan orang-orang yang mengatakan bahwa batik merupakan barang yang
kuno dan ketinggalan jaman. Batik dapat berkembang hingga sekarang mengikuti
arus perkembangan zaman.
Kerajinan
merupakan salah satu alasan yang dapat mendongkrak kota Yogyakarta dapat disebut
sebagai kota Pariwisata. Hingga kini kerajinan mampu berkembang pesat dikota
Yogyakarta. Maka tidaklah heran jika kota Yogyakarta mendapatkan julukan
sebagai kota Kerajinan. Kota Yogyakarta sangat didukung dengan adanya para
pengrajin yang sangat ulet dan terampil dalam menciptakan berbagai macam jenis
kerajinan. Tidak hanya kemampuan para pengrajin, kota Yogyakarta juga didukung
dengan mudahnya bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan
Yogyakarta.
Pada saat ini
kecenderungan masyarakat terhadap kerajinan mulai menurun. Masyarakat
pelan-pelan mulai meninggalkan produk dalam negri dan berbondong-bondong
mencintai produk luar negri. Mereka berbangga diri ketika mereka mampu membeli
produk luar negri. Padahal orang asing yang notabene berasal dari kalangan
mampu saja sangat tertarik dengan apa yang ada di Indonesia terutama
kebudayaannya. Mereka dengan bangga membeli dan memakai caping yang merupakan
salah satu kerajinan khas yogyakarta. Padahal pada saat itu pula masyarakat
asli kota Yogyakarta menganggap bahwa barang tersebut merupakan barang yang
kuno dan ketinggalan jaman. Tidak hanya itu, ketika kita memasuki deretan
penjual kaki lima yang menjual kerajinan khar kota Yogykarta akan terdapat
banyak sekali orang asing yang berlalu lalang, namun kerika kita melihat di
pusat perbelanjaan yang besar seperto mall kitamalah akan jarang menemukan
orang asing disana. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa sekarang ini
orang Indonesia sudah tidak bangga lagi dengan negaranya. Seperti yang ada pada
peribahasa jawa yang berbunyi “Wong jowo
ilang jawane”, yang artinya “Orang Jawa Hilang Jawanya” hal tersebut sudah
cukup menggambarkan betapa terkikisnya kecintaan kita terhadap Indonesia.
Untuk
menumbuhkan rasa kecintaan terhadap produk dalam negri sebenarnya dapat
ditanamkan kepada masyarakat sejak kecil. Anak-anak diajarkan untuk mencintai
Indonesia dengan memakai barang dalam negri. Bahkan mereka juga mulai diajari
terkait bagaimna cara membuat barang kerajinan. Mereka akan bangga menggunakan
barang yang merupakan barang hasil ciptaan mereka sendiri. Karena memang sudah
selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia khususnya warga kota Yogyakarta untuk
dapat berbangga diri atas apa yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
khususnya kota Yogyakarta. Kita harus ikut serta mengembangkan kreatifitas kita
untuk dapat menciptakan karya kerjinan yang dapat bermanfaat untuk orang
banyak. Selain itu sosialisasi juga sangat penting, mengingat banyaknya pengangguran
yang tidak memiliki pekerjaan yang layak di kota Yogyakarta. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai peluang emas bagi masyarakat yang ada di kota Yogyakarta.
Tidak hanya sebagai penjual, tetapi dengan memiliki bisnis kita dapat membuka
peluang usaha untuk dapat memberikan pekerjaan untuk masyarakat. Dengan melatih
dalam berkreatifitas menciptakan dan memproduksi kerajinan Yogyakarta dapat
menanamkan nilai-nilai dan kemampuan berwirausaha bagi masyarakat.
wah bermanfaat sekali infonya
BalasHapusmakasih bro
Rental Mobil Jogja