Selasa, 03 November 2015

Kerajinan Yogyakarta

            Yogyakarta, siapa orang yang tidak kenal dengan Yogyakarta? Kota dimana para tokoh pemimpin Indonesia dilahirkan. Kota dimana pendidikan merajalela. Kota dimana kental dengan kebuyaannya. Sebenarnya apa yang dipikirkan pertama kali oleh orang-orang ketika pertama kali mendengar kata Yogyakarta? Apakah seperti yang sudah disebutkan tadi? Kota pendidikan, berhati nyaman, kebudayaan atau bahkan hal yang lainnya? Tidak sedikit kata atau bahkan kalimat yang dapat dituangkan hanya untuk mendeskripsikan kata Yogyakarta ini. Sebenarnya apa hal unik yang dapat membuat kota Yogyakarta begitu dikenal bahkan dikenang?
Ada banyak hal yang menarik untuk dibahas terkait kota Yogyakarta. Namun ada satu hal yang paling menonjol yang tidak dapat dilupakan dari kota Yogyakarta. Kebudayaan, Yogyakarta kota kebudayaan. Kebudayaan sendiri terdapat banyak definisi serta macamnya. Namun disini akan lebih difokuskan kembali. Dari berbagai macam kebudayaan yang terkenal dari kota Yogyakarta, ada satu jenis kebudayaan yang sangat menarik untuk dibahas, yaitu kerajinan.
Kerajinan sangat identik dengan tangan. Sesuatu atau barang yang diciptakan manusia dengan tangan. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, akan terasa sangat lama jika

selalu dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pabrik-pbarik tlah berembang dalam memproduksi kerajinan tersebut. Akses terhadap pabrik-pabrik tersebut juga sangat mudah di lakukan. Proses produksi kerajinan tersebut dapat secara langsung dilihat. Hal tersebut dapat dijadikan pelajaran atau pembelajaran yang sangat berharga. Memberikan motivasi serta ide-ide kreatif dalam mengembangkan atau bahkan menciptakan hasil produk kerajinan.
Jika di Jakarta, Malioboro merupakan tempat prostitusi terselubung, lain halnya dengan Malioboro yang ada di Yogyakarta. Malioboro yang ada di Yogyakarta merupakan jalan utama turis sebagai penghunung antara Tugu Jogja dan Kantor Pos Indonesia. Disepanjang jalan Malioboro terdapat banyak sekumpulan seniman yang menunjukkan keahliannya dalam bidang seni baik dalam seni musik, seni suara maupun seni lukis. Selain itu juga terdapat banyak berjejeran para pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya. Tidak sedikit dari mereka yang menjual berbagai macam kerajinan yang khas berasal dari kota Yogyakarta. Dibandingkan dengan yang dijual di toko-toko, barang kerajianan yang dijual di sepanjang jalan Malioboro lebih murah. Walaupun terkesan murah, namun kualitasnya tidak kalah dengan barang yang dijual di toko-toko. Keramahan dari penjual barang kerajinan yang merupakan asli dari kota Yogyakarta menambah kenyamanan pengunjung yang berkunjung.
Selain Malioboro, terdapat banyak tempat lain yang ada di kota Yogyakarta yang digunakan sebagai tempat pusat kerajinan tertentu. Seperti yang terletak di Kasongan, Bantul terdapat pusat kerajinan gerabah, juga di Putat, Patuk, Gunungkidul terdapat pusat kerajinan topeng kayu. Namun mengingat lokasinya yang cukup jauh, maka tempat-tempat tersebut menjadi jarang dikunjungi oleh turis-turis dibandingkan dengan Malioboro yang bisa dikatakan terletak dipusat kota Yogyakarta. Selain itu akses ke Malioboro jga dapat dikatakan cukup mudah.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa kota Yogyakarta memiliki banyak kekhasan yang tidak dapat dilupakan oleh setiap orang yang pernah berkunjung ke kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta tidak hanya kota yang  terkenal dengan wisatanya saja yang bahkan sampai mendunia seperti Candi Borobudur juga tempat wisata lainnya seperti kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Taman Sari, Museum Jogja Kembali juga wisata alamnya yang terkenal seperti pantai, air terjun dan pegunungan. Namun kota Yogyakarta juga terkenal akan kerajinannya seperti gerabah, perak, kayu, rotan, akar, dan kerajinan lainnya yang dapat dengan mudah kita temukan di kota Yogyakarta khususnya disepanjang jalan Malioboro.
Kerajinan kota Yogyakarta ini tidak semerta-merta muncul dan tercipta dengan sendirinya, namun terdapat sejarahnya serta filosofinya sendiri-sendiri. Kebanyakan kerajinan yang ada di kota Yogyakarta ini merupakan peninggalan dari nenek moyang yang merupakan warisan kebudayaan kota Yogyakarta. Salah satu contoh dari sekian banyak kerajianan yang ada di kota Yogyakarta yaitu batik.  Hingga pada akhirnya kerajinan batik dapat bertahan sampai sekarang bahkan semakin terkenal dan meluas hingga mancanegara. Sangat keliru anggapan orang-orang yang mengatakan bahwa batik merupakan barang yang kuno dan ketinggalan jaman. Batik dapat berkembang hingga sekarang mengikuti arus perkembangan zaman.
Kerajinan merupakan salah satu alasan yang dapat mendongkrak kota Yogyakarta dapat disebut sebagai kota Pariwisata. Hingga kini kerajinan mampu berkembang pesat dikota Yogyakarta. Maka tidaklah heran jika kota Yogyakarta mendapatkan julukan sebagai kota Kerajinan. Kota Yogyakarta sangat didukung dengan adanya para pengrajin yang sangat ulet dan terampil dalam menciptakan berbagai macam jenis kerajinan. Tidak hanya kemampuan para pengrajin, kota Yogyakarta juga didukung dengan mudahnya bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan Yogyakarta.
Pada saat ini kecenderungan masyarakat terhadap kerajinan mulai menurun. Masyarakat pelan-pelan mulai meninggalkan produk dalam negri dan berbondong-bondong mencintai produk luar negri. Mereka berbangga diri ketika mereka mampu membeli produk luar negri. Padahal orang asing yang notabene berasal dari kalangan mampu saja sangat tertarik dengan apa yang ada di Indonesia terutama kebudayaannya. Mereka dengan bangga membeli dan memakai caping yang merupakan salah satu kerajinan khas yogyakarta. Padahal pada saat itu pula masyarakat asli kota Yogyakarta menganggap bahwa barang tersebut merupakan barang yang kuno dan ketinggalan jaman. Tidak hanya itu, ketika kita memasuki deretan penjual kaki lima yang menjual kerajinan khar kota Yogykarta akan terdapat banyak sekali orang asing yang berlalu lalang, namun kerika kita melihat di pusat perbelanjaan yang besar seperto mall kitamalah akan jarang menemukan orang asing disana. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa sekarang ini orang Indonesia sudah tidak bangga lagi dengan negaranya. Seperti yang ada pada peribahasa jawa yang berbunyi “Wong jowo ilang jawane”, yang artinya “Orang Jawa Hilang Jawanya” hal tersebut sudah cukup menggambarkan betapa terkikisnya kecintaan kita terhadap Indonesia.
Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap produk dalam negri sebenarnya dapat ditanamkan kepada masyarakat sejak kecil. Anak-anak diajarkan untuk mencintai Indonesia dengan memakai barang dalam negri. Bahkan mereka juga mulai diajari terkait bagaimna cara membuat barang kerajinan. Mereka akan bangga menggunakan barang yang merupakan barang hasil ciptaan mereka sendiri. Karena memang sudah selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia khususnya warga kota Yogyakarta untuk dapat berbangga diri atas apa yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia khususnya kota Yogyakarta. Kita harus ikut serta mengembangkan kreatifitas kita untuk dapat menciptakan karya kerjinan yang dapat bermanfaat untuk orang banyak. Selain itu sosialisasi juga sangat penting, mengingat banyaknya pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan yang layak di kota Yogyakarta. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang emas bagi masyarakat yang ada di kota Yogyakarta. Tidak hanya sebagai penjual, tetapi dengan memiliki bisnis kita dapat membuka peluang usaha untuk dapat memberikan pekerjaan untuk masyarakat. Dengan melatih dalam berkreatifitas menciptakan dan memproduksi kerajinan Yogyakarta dapat menanamkan nilai-nilai dan kemampuan berwirausaha bagi masyarakat.













1 komentar: